Arsitektur adalah
bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains,
seni, teknologi, humaniora, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip
Vitruvius, “Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya,
dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap
karya tersebut sebagai karya seni”. Ia pun menambahkan bahwa seorang
arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat
adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur.
Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi, strukturalisme,
post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari
filsafat yang mempengaruhi arsitektur.
Arsitektur lahir dari
dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif,
keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi
konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal
dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai
terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur
berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji
coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses.
Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata
melanjutkan tradisi.
Peran arsitek, meski
senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah
berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang
arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai
arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.